Terjemahan Nyanyian Rakyat Sunda "Bang Kalima Gobang"

Terjemahan Nyanyian Rakyat Khas Sunda Jawa Barat
“Bang Kalima Gobang”

Nyanyian rakyat adalah salah satu Foklor yang terdiri dari teks (lirik) dan lagu. Foklor yaitu adalah suatu bagian kebudayaan yang di wariskan secara tradisional baik dalam bentuk lisan maupun  isyarat pengingat atau yang sekarang di sebut teknologi. Nyanyian rakyat tidak terpisah antara lirik dan lagunya dan biasanya tidak ada pengarangnya atau anonim. Serta memiliki fungsi penting dalam kehidupan masyarakat bukan hanya sekedar hiburan nyanyian rakyat ini juga menjadi pendidikan, nilai, dan menyampaikan proses sosial maupun keinginan.  Itulah yang dikatan dosen saya waktu masuk mata kuliah Tradisi Sastra Nusantara. Dan nyanyian rakyat adalah salah satu sastra di jaman dulu.
Disini saya akan menterjemahkan atau men-translate suatu nyanyian rakyat khas daerah saya lahir yaitu Jawa Barat yang kita ketahui dengan bahasanya yang unik yaitu bahasa sunda. Disana nyanyian rakyat dikenal dengan kawih atau sebagainya karena nyanyian rakyat sangat beragam disana. Disini saya menerjemahkan atau men-translate nyanyian rakyat sunda yaitu “Bang Kalima Gobang”. Bang kalima Gobang adalah salah satu nyanyian rakyat yang sangat populer di jaman saya. Karena dengan adanya nyanyian rakyat ini saya mengetahui arti kebersamaan kenapa? karena nyanyian ini biasanya di nyanyiakan saat saya sedang berkumpul bersama teman dan memainkan suatu permainan dengan menyanyikan lagu ini. Kenapa saya menerjemahkan nyanyian rakyat ini, karena saya tertarik untuk mengenalkan nyanyian rakyat khas daerah saya.
Sebelum menerjemahkannya yang perlu diketahui nyanyian rakyat ini sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat dan kaya akan maknanya. Dan dibawah ini saya sudah menyiapkan nyanyian rakyat sunda beserta terjemahannya.





“Bang Kalima Gobang”
Bang kalima lima gobang, bang
Bangkong ditengah sawah, wah
Wahai tukang bajigur, gur
Guru sakola desa, sa
Saban poe diajar, jar
Jarum paranti ngaput, put
Putri nu gareulis, lis
Lisung kadua halu, lu
Luhur kapal udara, ra
Ragrag di Jakarta, ta
Taun tujuh hiji, ji
Haji rek ka Mekah, kah
Kahar tujuh rebu, bu
Buah meunang ngala, la
Lauk meunang nyobek, bek
Beker meunang muter, ter
Terus ka Ci Kampek, pek
Pek na gagang kalam, lam
Lampu eujeung damar, mar
Mari kueh hoho, ho
Hotel pamandangan, ngan
Ngantos kanjeng dalem, lem
Lempa lempi lempong
Ngadu pipi jeung nu ompong




Translasi
Bang kalima lima gobang bang
katak di tengah sawah
Wahai tukang bajigur
Guru sekolah desa
Setiap hari mengajar
Jarum untuk menjahit     
Para putri cantik
Lesung ke duanya alu
Tinggi kapal udara
Jatuh di Jakarta
Tahun tujuh puluh satu
Haji mau pergi ke Mekkah
Andong tujuh ribu
Buah dapat memetik      
Ikan telah dicobek
Jam weker telah diputar
Terus ke Cikampek
Pek na batang kalam (alat tulis)
Lampu dan cempor
Kue mari yaitu kue hoho
Hotel pemandangan
Menunggu penguasa
Lempa lempi-lempong (diolok-olok) 
Beradu pipi dengan orang ompong




Terjemahan
Bang kelima-lima gobang bang
Kodok di tengah sawah
Wahai pedagang bajigur
Guru sekolah di desa
Jarum untuk menjahit
Para putri yang cantik
Lesung kedua-dua halu
Tingginya pesawat terbang  
Jatuh di Jakarta
Tahun tujuh puluh satu
Haji mau pergi ke Mekkah
Kereta  tujuh ribu
Buah dapat dipetik      
Ikan telah dipancing
Jam weker telah diputar
Terus ke Cikampek
Pas di alat tulis
Lampu dan obors
Kue mari yaitu kue hoho
Hotel pemandangan
Menunggu penguasa
diolok-olok
Beradu pipi dengan orang ompong





            Nyanyian ini biasa di nyanyikan pada setelah turun hujan, kenapa? Karena pada “Katanya” saat turun hujan ada seorang Abang yang sedang di Saung (Gubuk) yang melihat katak yang berada di tengah tengah sawah mengeluarkan suara, ia membayangkan ada pedagang minuman hangat dan seorang guru sekolah dasar yang sedang mengajar. Dan sampai seluruh lirik yang ada dalam nyanyian tersebut ia hayalkan. Kenapa menghayal karena menghayal adalah sebuah kegiatan yang tidak terlalu menghabiskan energi dan apapun yang di hayalkan tidak ada yang di salah dengan itu menurut Sigmund Freud.
            Nyanyian ini bukan lah sebagai teori atau sebagainya. Tapi nyanyian ini adalah contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari kita yang rill dan sederhana. Bernyanyi dan bermain adalah dunia yang di pahami dan dunia yang penuh dengan keceriaan. Dan intinya kita boleh berhayal tetapi jangan berlebihan dan berhayal lah yang positif dan mebuat berguna bagi kita.
Nyanyian ini biasanya di nyanyiakan pada saat sedang bermain permainan pakeupeul-keupeul leungeun atau dalam bahasa indonesia kepal tumpuk tangan. Dan apabila lagu yg dinyanyikan selesai tumpukan paling atas berarti menang dan bisa memikirkan apa yang dia mau atau yang dia hayalkan dan yang kalah harus membuat apa yang di inginkan yang menang.
Dari lirik yang asli sampai ke tranlasi dan ke terjemahan jelas sangat berbeda bahasa nya tapi dari itu semua memiliki arti yang sama. Karena negara kita ini yaitu negara indonesia cukup beragam ras, agama, suku, bahkan sampai bahasa pun kita berbeda tapi disitu lah peran penting bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa kita.
Dari lirik yang di translasi sampai ke terjemahan tidak cukup banyak berubah dan menurut saya itu tidak masalah dan dapat di pahami oleh kita semua dan marilah kita lestariakan salah satu budaya kita jangan sampai hilang begitu saja karena anak cucu kita harus mengenal budaya kita sakah satunya nyanyian rakyat ini.

Oleh Miki Anwar
(Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman)

Samarinda 2017

Komentar